Aplikasi E-Business (ERP, CRM, SCM)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proteksi bisnis tidak akan diperoleh
secara langsung dari pemerintah, setiap pelaku bisnis dituntut agar dapat
bersaing dan berkompetisi secara sehat dengan kompetitor dari negara lain untuk
bersaing memperebutkan pasar regional. Bilamana pelaku bisnis domestik tidak
memiliki kemampuan untuk berkompetisi secara sehat maka potensi pasar yang ada
akan dengan mudah diambil alih oleh kompetitor dari negara lain.
Agar dapat berkompetisi secara sehat
maka perlu dilakukan langkah-langkah strategis untuk mengantisipasi dan
menjawab tantangan yang dihadapi. Peningkatan mutu produk dan layanan akan
menjadi focus utama guna meningkatkan kualitas kepuasan konsumen sebagai tolak ukur
pencapaian keberhasilan bisnis. Selain itu peningkatan efisiensi dan
efektifitas pengelolaan perusahaan akan meningkatkan laba disisi perusahaan
serta pengurangan biaya yang akan membawa manfaat pada harga jual produk dan
jasa yang lebih kompetitif.
Sejalan
dengan perkembangan sistem informasi yang berkaitan dengan manajemen, pada saat
ini telah berkembang aplikasi bisnis yang terkait dengan manajemen perusahaan
sebagai pengembangan dari sistem informasi manajemen sebagaimana telah dikenal
sebelumnya. Aplikasi bisnis tersebut telah menjadi tren manajemen saat ini dan
tidak saja dimanfaatkan oleh bisnis telekomunikasi melainkan juga oleh seluruh
pelaku bisnis di dunia. Aplikasi aplikasi tersebut memiliki peran yang berbeda
dengan dengan sasaran yang berbeda pula.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana model sistem E-Business?
2. Apa yang dimaksud dengan Aplikasi ERP (Enterprise
Resources Planning)?
3. Apa yang dimaksud dengan Aplikasi CRM (Customer
Relationship Management)?
4. Apa yang dimaksud dengan Aplikasi SCM (Supply Chain
Management)?
C. Tujuan Masalah
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Mahasiswa mengerti tentang model sistem E-business
2.
Mahasiswa mengerti tentang Aplikasi ERP
(Enterprise Resource Planning)
3.
Mahasiswa mengerti tentang Aplikasi CRM (Customer Relationship
Management)
4.
Mahasiswa mengerti tentang Aplikasi Supply Chain Management (SCM)
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
E-Business
E-Business
merupakan kegiatan berbisnis di Internet
yang tidak saja meliputi pembelian, penjualan dan jasa, tapi juga meliputi
pelayanan pelanggan dan kerja sama dengan rekan bisnis (baik individual maupun
instansi). Atau dapat diartikan dengan
penerapan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) dalam mendukung semua
kegiatan bisnis. E-Business diturunkan dari istilah seperti “e-mail” dan
“e-commerce”, yaitu bisnis di internet. E-business adalah istilah yang lebih
umum dari e-commerce karena tidak hanya mengarah pada aktifitas membeli dan
menjual melainkan melayani konsumen dan bekerja sama dengan rekan-rekan bisinis
lainnya atau dengan kata lain E-business merupakan interaksi dengan rekan-rekan
bisnis.
Salah
satu yang pertama kali menggunakan istilah tersebut adalah IBM, bulan Oktober
1997, sekarang perusahaan-perusahaan besar kembali memikirkan bisnis mereka di
dalam hal internet dengan kebudayaan dan kemampuannya yang baru.
Perusahaanperusahaan sekarang menggunakan web untuk membeli peralatan dan
persediaan dari perusahaan lain untuk kemudian bekerja sama dalam promosi
penjualan, dan mereka melakukan penelitian bersama-sama. Dengan memanfaatkan
kenyamanan, keberadaan dan jangkauan yang mencapai seluruh dunia, banyak
perusahaan seperti Amazon.com dan eBay.com.
E-business
adalah sebuah ilmu untuk membawa proses kepada orang yang tepat dan mengajak
orang untuk tertarik pada produk itu sehingga membelinya. Tanpa e-business,
ecommerce hanya sebuah mobil tanpa bahan bakar. Fungsi dari e-business
yaitu untuk mensupport bagian dari marketing, produksi, accounting, finance,
dan human resource management. Proses transaksi online memegang peranan yang
sangat penting pada e-business.
B.
Manfaat E-Business dan Arsitektur Aplikasi E-Business
Manfaat E-Bisnis bagi perusahaan, customer dan masyarakat
Bagi Perusahaan
Ø
Memperluas pasar hingga mencakup pasar nasional dan
pasar global, sehingga perusahaan bias menjangkau lebih banyak pelanggan,
memilih pemasok terbaik dan menjamin relasi dengan mitra bisnis yang dinilai paling
cocok.
Ø
Menekan biaya menyusun, memproses, mendistribusikan,
menyimpan dan mengakses informasi berbasis kertas.
Ø
Memungkinkan perusahaan mewujudkan bisnis yang sangat
terspesialisasi.
Ø
Menekan biaya persediaan dan overhead dengan cara
memfasilitasi manajemen rantai nilai bertipe “pull”, yang prosesnya berawal
dari pesanan pelanggan dan menggunakan pemanufakturan just-intime (JIT).
Ø
Memungkinkan perusahaan untuk menerapkan mass
customization terhadap produk dan jasanya.
Ø
Menekan waktu antara pemabyaran dan penerimaan
produk/jasa.
Ø
Meningkatkan prouktifitas karyawan melalui rekayasa
ulang proses bisnis.
Ø
Menekan biaya telekomunikasi.
Ø
Manfaat-manfaat lainnya, seperti citra yang lebih
baik, layanan pelanggan yang lebih bagus, proses yang lebih sederhana, mitra
bisnis yang baru, waktu siklus dan pengiriman yang lebih murah dan
fleksibilitas yang lebih tinggi.
Ø
Fenomena jejaring (internetworking) memaksa perusahaan
untuk bekerjasama dengan berbagai mitra bisnis untuk dapat menawarkan produk
atau jasa secara kompetitif, sehingga control kualitas, harga dan kecepatan
penciptaan sebuah produk atau jasa kerap sangat ditentukan oleh faktor-faktor
luar yang tidak berada di dalam control perusahaan.
Bagi Customer
Ø Memungkinkan
konsumen berbelanja atau melakukan transaksi lainnya setiap saat (24 jam
sehari) dan dari hampir semua lokasi.
Ø Memberikan
pilihan produk dan pemasok yang lebih banyak kepada pelanggan.
Ø Memungkinkan
konsumen dalam mendaptakan produk dann jasa yang lebihmurah, karena konsumen
biasa berbelanja di banyak tempat dan melakukan perbandingan secara cepat.
Ø Dalam
beberapa kasus, terutama produk yang terdigitalisasi, e-business memungkinkan
pengiriman produk secara cepat dan real-time.
Ø Memungkinkan
pelanggan untuk berpartisipasi dalam lelang virtual.
Ø Memungkinkan
pelanggan berinteraksi dengan pelanggan lainnya dalam electronic communities
dan saling bertukar gagasan serta pengalaman.
Ø Memfasilitasi
kompetisi yang mengarah pada diskon substansial bagi pelanggan.
Bagi Masyarakat
Ø Memungkinkan
lebih banyak orang bekerja di rumah dan lebih jarang bepergian untuk
berbelanja, sehingga kemacetan dan polusi udara bisa berkurang.
Ø Memungkinkan
beberapa jenis barang dijual dengan harga murah, sehingga bias terjangkau oleh
orang yang kurang mampu.
Ø Memungkinkan
masyarakat di negara berkembang dan kawasan pedalaman menikmati produk dan jasa
yang relatif langka di tempat tinggalnya, termasuk di dalamnya belajar jarak
jauh lewat university.
Ø Memfasilitasi
penyampaian jasa publik, seperti pelayanan kesehatan, pendidikan, dan
distribusi layanan social pemerintah secara lebih murah dan/atau berkualitas.
Arsitektur Aplikasi bisnis adalah
mengilustrasikan hubungan antar aplikasi lintas fungsi, menunjukkan peran yang
dimainkan system bisnis dalam mendukung pelanggan, pemasok, mitra dan karyawan
perusahaan.
A. ERP (Perencanaan Sumber
Daya Perusahaan)
ERP
adalah sebuah sistem informasi
perusahaan yang dirancang untuk mengkoordinasikan semua sumber daya, informasi
dan aktifitas yang diperlukan untuk proses bisnis lengkap. Sistem ERP
didasarkan pada database pada umumnya dan rancangan perangkat lunak modular.
ERP
merupakan software yang mengintegrasikan semua departemen dan fungsi suatu
perusahaan kedalam satu system komputer yang dapat melayani semua kebutuhan
perusahaan, baik dari departemen penjualan, HRD, produksi atau keuangan. Syarat
terpenting dari sistem satu software dalam satu logical database, sehingga
memudahkan semua departemen berbagi informasi dan berkomunikasi.
Database
yang ada dapat mengijinkan setiap departemen dalam perusahaan untuk menyimpan
dan mengambil informasi secara real time. Informasi tersebut dapat dipercaya
dan dapat diakses dan mudah disebar luaskan. Rancangan perangkat lunak
modular harus berarti bahwa sebuah bisnis harus dapat memilih modul-modul yang
diperlukan, dikombinasikan dan disesuaikan dari vendor yang berebeda, dan dapat
menambah modul untuk meningkatkan unjuk kerja bisnis.
Tujuan dan Peranan ERP dalam Organisasi
-
Tujuan sistem ERP adalah untuk
mengkoordinasikan bisnis organisasi secara keseluruhan.
-
ERP merupakan software yang ada dalam
organisasi/ perusahaan untuk Otomatisasi dan integrasi banyak proses bisnis
serta pelanggan.
-
Perusahaan membutuhkan jasa konsultasi,
kustomisasi dan jasa pendukung.
-
Migrasi data adalah salah satu aktivitas
terpenting dalam menentukan kesuksesan dari implementasi ERP. Sayangnya, migrasi
data merupakan aktifitas terakhir sebelum fase produksi.
Implementasi ERP
-
Implementasi sistem ERP tergantung pada
ukuran bisnis, ruang lingkup dari perubahan dan peran resiko kehilangan
informasi sensitif, jika terdapat pembobolan sistem keamanan.
-
Sistem dapat terlalu kompleks jika
dibandingkan dengankebutuhan dari pelanggan.
-
Data dalam sistem ERP berada dalam satu
tempat, contohnya : pelanggan, data keuangan. Hal ini dapat meningkatkan resiko
kehilangan informasi sensitif, jika terdapat pembobolan sistem keamanan.
Kesuksesan Implementasi
ERP
Langkah
strategi data yang dapat menentukan kesuksesan implementasi ERP :
·
Mengidentifikasi data yang akan di migrasi
·
Menentukan waktu dari migrasi data
·
Membuat template data
·
Menentukan alat untuk migrasi data
·
Memutuskan persiapan yang berkaitan dengan migrasi
·
Menentukan pengarsipan data
Kelebihan ERP
·
Integrasi antara area
fungsional yang berbeda untuk meyakinkan
komunikasi,
produktifitas dan efisiensi yang tepat.
·
Rancangan Perekayasaan
·
Pelacakan pemesanan
dari penerimaan sampai fulfillment
·
Mengatur saling
ketergantungan dari proses penagihan material
yang kompleks.
·
Pelacakan 3 cara yang
bersesuaian antara pemesanan pembelian,
penerimaan
investori, dan pembiayaan
·
Akuntasi untuk
keseluruhan tugas : melacak pemasukan, biaya dan
keuntungan
pada level inti
Kelemahan ERP
·
Terbatasnya kustomisasi dari perangkat
lunak ERP
·
Sistem ERP sangat mahal
·
Perekayasaan kembali proses bisnis untuk
menyesuaikan dengan standar industri yang telah dideskripsikan
oleh sistem ERP dapat menyebakan hilangnya keuntungan kompetitif.
·
ERP sering terlihat terlalu sulit untuk
mengadaptasi dengan alur kerja dan proses bisnis tertentu dalam beberapa
organisasi.
·
Sistem dapat terlalu kompleks jika
dibandingkan dengan kebutuhan dari pelanggan
Tahapan Evolusi
ERP
Ø Tahap I : Material
Requirement Planning (MRP) Merupakan cikal bakal dari ERP, dengan konsep
perencanaan kebutuhan material
Ø Tahap II :
Close-Loop MRP Merupakan sederetan fungsi dan tidak hanya terbatas pada MRP,
terdiri atas alat bantu penyelesaian masalah prioritas dan adanya rencana yang
dapat diubah atau diganti jika diperlukan.
Ø Tahap III : Manufakturing
Resource Planning (MRP II) Merupakan pengembangan dari close-loop MRP yang
ditambahkan 3 elemen yaitu : perencanaan penjualan dan operasi, antarmuka
keuangan dan simulasi analisis dari kebutuhan yang diperlukan.
Ø Tahap IV :
Enterprice
Resource Planning merupakan perluasan dari MRP II yaitu perluasan pada beberapa
proses bisnis diantaranya integrasi keuangan, rantai pasok dan meliputi lintas
batas fungsi organisasi dan juga perusahaan dengan dilakukan secara mudah.
Ø Tahap V : Extended ERP
(ERP) Merupakan perkembangan dari ERP yang diluncurkan
tahun 2000, serta lebih konflek dari ERP sebelumnya.
Modul ERP
o Manufacturing
o Supply Chain Management
o Financials
o Projects
o Human Resources
o Custumer Relationship Manajement
o Data Warehouse
o Access Control
o Customization
Gambar Arsitektur ERP
A. Customer
Relationship Management (CRM)
CRM
adalah strategi bisnis yang terdiri dari software dan layanan yang didesain
untuk meningkatkan keuntungan (profit), pendapatan (revenue) dan kepusasan
pelanggan (customer satisfaction). Secara khusus CRM berusaha memberikan
layanan yang sifatnya professional sehingga dapat memberikan kepuasan yang
tinggi pada pelanggannya.
CRM
adalah system informasi yang terintegrasi yang digunakan untuk merencanakan,
menjadwalkan dan mengendalikan aktivitas – aktivitas pra penjualan dan pasca
penjualan dalam sebuah organisasi.
Cara
Kerja CRM
Dengan
membantu berbagai bentuk perusahaan untuk mengidentifikasi peanggannya dengan
tepat, memperoleh lebih banyak pelanggan dengan lebih cepat, dan mempertahankan
kesetiaan pelanggannya. Sistem CRM berusaha menyediakan sebuah pendekatan
terintegrasi terhadap semua aspek dalm perusahaan dalam kaitannya dengan
pelanggannya, yang meliputi marketing, sales dan suuport.
Tujuan
system CRM yaitu dengan penggunaan tekhnologi diharapkan terjadi jalinan
hubungan yang kuat antara perusahaan dan pelanggannya. Dengan kata lain,
perusahaan berusaha mengelola kinerja perusahaannya dengan lebih baik.
Sistem
CRM dalam Proses Bisnis :
Banyak
paket software diciptakan untuk memudahkan custumer relationship, tetapi
kebanyakan tergantung dari perolehan, updating dan utilisari profile individu
pelanggan. Profile-profile pelanggan biasanya disimpan dalam warehouse dan
datamining digunakan untuk mengekstrasi informasi yangberhubungan dengan
perusahaan dari pelanggan yang bersangkutan. Selanjutnya profile pelanggan ini
terhubung secara online sehingga mereka yang bekerja dalam perusahaan itu dapat
menghubungi pelanggan yang bersangkutan. Selain itu web based front-ends telah
diciptakan sehingga pelanggan dapat menghubungi perusahaan secara online untuk
memperoleh informasi mengenai produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan
itu, memesan order, mengecek status order yang ada, memperoleh jawaban atas
pertanyaan yang diajukan atau untuk memperoleh layanan. Paket software CRM
membantu perusahaan untuk memasarkan, menjual dan melayani pelanggan melalui
multimedia, termasuk web, call centers, field representatives, business
partners, retail dan dealer networks. Contohnya : KRS Online, Asuransi.
Fungsi
– Fungsi Sitem CRM :
·
Menidentifikasi factor-faktor yang
penting bagi pelanggan
·
Mengusung falsafah customer – oriented
·
Mengadopsi pengukuran berdasarkan sudut
pandang pelanggan
·
Menyediakan dukungan pelanggan yang
sempurna
·
Menanggani keluhan / complain pelanggan
·
Mencatat dan mengikuti semua aspek dalam
penjualan
· Membuat informasi holistic
tentang informasi layanan dan penjualan dari pelanggan.
Terdapat
beberapa tahapan atau langkah dalam CRM, berikut ini adalah tahapan tahapan
dalam CRM:
1.
Menentukan tujuan CRM suatu organisasi
2.
Meng-edukasi departemen yang terkait
3.
Mencari informasi pelanggan
4.
Mendesain data model
5.
Mempelajari dan memilih solusi CRM
6.
Menentukan autoritas dan jalur tanggung jawab
7.
Menjalankan pilot project
8.
Komunikasi langsung dengan pelanggan
9.
Melakukan survey terhadap kepuasan pelanggan
10. Mengumpulkan
kembali umpan balik dari pelanggan
11. Menganalisa
umpan balik dan mendokumentasikannya
12. Mengimplementasikan
metode baru
Tahapan tahapan tersebut bisa dikatakan sebagai
sekumpulan tugas yang saling berkaitan. Tugas tugas tersebut tentu saja
memerlukan actor untuk menjalankannya dan dalam kaitan tersebut seluruh
departemen menjadi actor khususnya bagi departemen yang berhubungan langsung
dengan pelanggan seperti departemen pemasaran, pelayanan pelanggan ,dll.
Contoh Customer Relantionship Management pada delivery
order suatu restoran. Konsep yang bergerak di belakang layar ini sering disebut
CRM (Customer Relationship Management). Pada saat kita memesan makanan pada
sebuah restaurant melalui via telephone yang melayani kita adalah pekerja dari
restoran fastfood tersebut tetapi sebenarnya mereka sudah terintegrasi dengan
sebuah sistem IT yang mengelola pesanan Anda hingga pesanan Anda diantarkan.
Cara kerjanya sederhana, ketika kita memesan makanan,
maka petugas akan menginput pesanan kita dan alamat. Sistem akan mengecek
lokasi kita dan menentukan cabang restoran yang terdekat dari tempat kita
kemudian pesanan kitaa akan dibuat dan diantarkan dari cabang yang terdekat
tersebut dan ketika pesanan kita sampai, kita tinggal membayar.
Tujuan adanya CRM memang untuk
memudahkan customer mendapatkan kebutuhannya dan mendekatkan perusahaan dengan
customernya.
Gambar Arsitektur Aplikasi CRM
A. Supply Chain Management (SCM):
Serangkaian kegiatan yang meliputi Koordinasi, penjadwalan dan
pengendalian terhadap pengadaan, produksi, persediaan dan pengiriman produk
ataupun layanan jasa kepada pelanggan yang mencakup administasi harian,
operasi, logistik dan pengolahan informasi mulai dari pelanggan hingga ke
pemasok.
Tujuan dari SCM adalah
Membantu perusahaan memenuhi permintaan pelanggan
dan kebutuhan pemasok, dengan memungkinkannya untuk mendesain, membangun dan
menjual produknya melalui penggunaan jaringan yang cepat, efisien dan berbiaya
rendah dari para mitra bisnisnya, prosesnya dan hubungannya atau rantai
pemasokannya.
Tujuan lain nya yaitu;
1. penyerahan / pengiriman produk secara tepat
waktu demi memuaskan konsumen
2. mengurangi biaya
3. meningkatkan segala hasil dari seluruh supply
chain (bukan hanya satu perusahaan)
4. mengurangi
waktu
5.
memusatkan kegiatan perencanaan dan distribusi
SCM sering kali dibagi kembali menjadi aplikasi
perencanaan rantai pasokan, seperti perkiraan permintaan dan pasokan, serta
aplikasi pelaksanaan rantai pasokan, seperti manajemen persediaan, manajemen
logistic dan manajemen gudang.
Proses mata
rantai yang terjadi antar pemain utama itu adalah sebagai berikut:
Chain 1: Supplier
Jaringan yang
bermula dari sini, yang merupakan sumber yang menyediakan bahan pertama, dimana
mata rantai penyaluran barang akan dimulai. Bahan pertama ini bisa dalam bentuk
bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, bahan dagangan, subassemblies, suku
cadang dan sebagainya. Sumber pertama ini dinamakan suppliers. Dalam arti yang
murni, ini termasuk juga supplier’s suppliers atau sub-suppliers. Jumlah
supplier bisa banyak atau sedikit, tetapi supplier’s suppliers biasanya
berjumlah banyak sekali.
Chain
1 – 2: Supplier – Manufacturer
Rantai pertama
dihubungkan dengan rantai yang kedua, yaitu manufacturer atau plants atau
assembler atau fabricator atau bentuk lain yang melakukan pekerjaan membuat,
memfabrikasi, meng-assembling, merakit, mengkonversikan, atau pun menyelesaikan
barang (finishing). Hubungan dengan mata rantai pertama ini sudah mempunyai
potensi untuk melakukan penghematan. Misalnya inventories bahan baku, bahan
setengah jadi, dan bahan jadi yang berada di pihak suppliers, manufacturer dan
tempat transit merupakan target untuk penghematan ini. Tidak jarang penghematan
sebesar 40%-60%, bahkan lebih, dapat diperoleh dari inventory carrying cost di
mata rantai ini. Dengan menggunakan konsep supplier partnering misalnya,
penghematan tersebut dapat diperoleh.
Chain 1 – 2 – 3: Supplier – Manufactures – Distributor
Barang sudah
jadi yang dihasilkan oleh manufacturer sudah mulai disalurkan kepada pelanggan.
Walaupun tersedia banyak cara untuk menyalurkan barang ke pelanggan, yang umum
adalah melalui distributor dan ini biasanya ditempuh oleh sebagian besar supply
chain. Barang dari pabrik melalui gudangnya disalurkan ke gudang distributor
atau wholesaler atau pedagang dalam jumlah yang besar, dan pada waktunya nanti
pedagang besar menyalurkan dalam jumlah yang lebih kecil kepada retailer atau
pengecer.
Chain 1 – 2 – 3 – 4: Supplier – Manufacturer – Distributor – Retail Outlet
Pedagang besar
biasanya mempunyai fasilitas gedung sendiri atau dapat juga menyewa dari pihak
lain. Gudang ini digunakan untuk menimbun barang sebelum disalurkan ke pihak
pengecer. Sekali lagi disini ada kesempatan untuk memperoleh penghematan dalam
bentuk jumlah inventories dan biaya gudang, dengan cara melakukan desain
kembali pola-pola pengiriman barang baik dari gudang manufacturer maupun ke
toko pengecer (retail outlet).
Chain 1 – 2 – 3 – 4 – 5: Supplier – Manufacturer – Distributor – Retail Outlet – Customer
Dari
rak-raknya, para pengecer atau retailer ini menawarkan barangnya langsung
kepada para pelanggan, pembeli atau pengguna barang tersebut. Yang termasuk
outlet adalah toko, warung, toko serba ada, pasar swayalan, atau koperasi
dimana konsumen melakukan pembelian. Walaupun secara fisik dapat dikatakan ini
adalah mata rantai terakhir, sebetulnya masih ada satu mata rantai lagi, yaitu
dari pembeli (yang mendatangi retail outlet) ke real customer dan real user,
karena pembeli belum tentu pengguna akhir. Mata rantai supply baru benar-benar
berhenti setelah barang yang bersangkutan tiba di real customers dan real user.
Area cakupan SCM adalah :
- Pengembangan Produk : Melakukan riset pasar, merancang
produk baru, melibatkan supplier dalam perancangan produk baru.
- Pengadaan : Memilih supplier mengevaluasi kinerja
supplier, melakukan pembelian bahan baku dan komponen, memonitor supply risk,
membina dan memelihara hubungan dengan supplier.
- Perencanaan dan Pengendalian : Demand planning,
peramalan permintaan, perencanaan kapasitas, perencanaan produksi dan
persediaan.
- Produksi : Eksekusi produksi, pengendalian
kualitas.
- Distribusi : Perencanaan jaringan distribusi,
penjadwalan pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa
pengiriman, memonitor service level di riap pusat distribusi.
Keuntungan SCM:
Menurut
Indrajit dan Djokopranoto adalah
1. Mengurangi inventori barang
Inventori merupakan aset perusahaan yang berkisar antara 30%-40% sedangkan
biaya penyimpanan barang 20%-40% dari nilai barang yang disimpan
2. Menjamin
kelancaran arus barang. Rangkaian perjalanan dari bahan baku sampai barang jadi
dan di terima oleh pemakai/pengguna merupakan suatu mata rantai yang panjang
(chain) yang perlu di kelola dengan baik.
3. Menjamin mutu. Jaminan mutu juga
merupakan serangkaian mata rantai panjang yang harus dikelola dengan baik
karena mutu barang jadi ditentukan tidak hanya oleh proses produksi tetapi juga
oleh mutu bahan mentahnya dan mutu keamanan dalam pengirimannya.
Kekurangan SCM:
1. Melibatkan banyak pihak dengan
kepentingan yang berbeda-beda
2. Perbedaan
bahasa,zona waktu dan budaya dalam perusahaan
3. Ketidakpastian
permintaan
4. Ketidakpastian
pasokan harga dan kualitas barang baku
Komponen Supply
Chain Management
Komponen dari supply chain management menurut Turban (2004) terdiri dari tiga komponen utama yaitu:
Komponen dari supply chain management menurut Turban (2004) terdiri dari tiga komponen utama yaitu:
1. Upstream
Supply Chain
Bagian upstream (hulu) supply
chain meliputi aktivitas dari suatu perusahaan manufacturing dengan para
penyalurnya (yang mana dapat manufacturers, assemblers, atau kedua-duanya) dan
koneksi mereka kepada para penyalur mereka (para penyalur second-tier).
Hubungan para penyalur dapat diperluas kepada beberapa strata, semua jalan dari
asal material (contohnya bijih tambang, pertumbuhan tanaman). Di dalam upstream
supply chain, aktivitas yang utama adalah pengadaan.
2. Internal
Supply Chain
Bagian dari internal supply chain
meliputi semua proses inhouse yang digunakan dalam mentransformasikan masukan
dari para penyalur ke dalam keluaran organisasi itu. Hal ini meluas dari waktu
masukan ke dalam organisasi. Di dalam internal supply chain, perhatian yang
utama adalah manajemen produksi, pabrikasi dan pengendalian persediaan.
3. Downstream
supply chain
Downstream
(hilir) supply chain meliputi semua aktivitas yang melibatkan pengiriman produk
kepada pelanggan akhir. Di dalam downstream supply chain, perhatian diarahkan
pada distribusi, pergudangan transportasi dan after-sale service.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dua hal yang penting dari E-business adalah yang
pertama, teknologi informasi atau sering disebut Internet, yang memungkinkan
kita untuk melakukan transaksi bisnis secara elektronik. Yang kedua adalah
orang, dimana pekerjaan yang ada sekarang penuh dengan orang-orang yang lebih
akrab dengan kemajuan teknologi dibandingkan dengan dua pulih tahun yang lalu.
Perdagangan Elektronik (E-Bisnis) adalah penggunaan
sistematik teknologi maju jaringan dan komunikasi untuk memperbaikai cara
perusahaan berinteraksi dengan para pelanggan dan para pemasok. Saat ini,
perdagangan elektronis bukan merupakan pilihan, namun merupakan sebuah
persyaratan dasar bagi perusahaan untuk dapat eksis dan memenangkan persaingan
yang semakin tajam diantara perusahaan baik dalam skala local, nasional,
regional maupun internasional.
Tujuan dan
manfaat penerapan ketiga aplikasi bisnis tersebut adalah
- Meningkatkan kualitas produk dan layanan
- Mempercepat dan mengefektifkan proses bisnis perusahaan
- Meningkatkan pemahaman atas kebutuhan konsumen sehingga dapat diperoleh gambaran profil konsumen secara umum agar dapat ditentukan sasaran yang menjadi prioritas dalam pengembangan infrastruktur jaringan dan jenis layanan yang diberikan
- Meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam pengelolaan sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga diharapkan akan dapat meningkatkan kinerja manajemen secara menyeluruh.
- Meningkatkan produktifitas dan kualitas SDM.
DAFTAR PUSTAKA
Bardzo fajny artykuł. Jestem pod wrażeniem.
BalasHapusHow to win at the casino - JeT Hub
BalasHapusTo make sure you don't end up losing money at an online 보령 출장안마 casino, 남원 출장샵 you must create an account 광주광역 출장샵 and deposit via PayPal. In 삼척 출장마사지 order to use it, you need to 평택 출장샵 register
Bagus banget kak, semangat terus ya Kak.
BalasHapusMungkin ini bisa jadi referensi lainnya untuk kaka dari aplikasi scm